Penulis: Nieke L. Garnia
Pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung setahun lebih, selain mengancam kesehatan fisik setiap individu, juga bisa mengancam kesehatan mental. Kesehatan mental mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial. Jika hal-hal ini terganggu, maka akan mempengaruhi cara berpikir, merasa, dan bertindak terlebih dalam kondisi pandemi seperti ini.
Kesehatan mental ini penting untuk diperhatikan di segala tahapan perkembangan kehidupan, dari kanak-kanak, remaja hingga dewasa, karena efek psikologis yang ditimbulkan dari gangguan kesehatan mental, dapat berdampak serius. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap masalah kesehatan mental, yang di antaranya adalah faktor biologis, seperti gen; pengalaman hidup, seperti trauma atau pelecehan; ataupun riwayat keluarga dengan masalah kesehatan mental.
Dampak Pandemi terhadap Kesehatan Mental
Pandemi COVID-19 yang luas dan berkepanjangan dapat membuat kita mengalami berbagai macam pemikiran, perasaan, dan reaksi. Termasuk merasa stres atau kewalahan hingga menimbulkan kecemasan, kekhawatiran, dan bahkan ketakutan. Pandemi ini juga membuat seseorang kehilangan minat dalam melakukan kegiatan. Bahkan berdampak pada gejala fisik, seperti peningkatan detak jantung, sakit perut, kelelahan, atau sensasi tidak nyaman lainnya.
Banyaknya dampak yang bisa mengancam kesehatan mental seseorang, seperti frustrasi, lekas marah, merasa tak berdaya dan timbul kekhawatiran tentang pergi ke ruang publik. Semua perasaan ini dapat dipahami karena berkaitan dengan tantangan yang dihadapi saat ini.
Jika seseorang mengalami gangguan kesehatan mental maka akan mengalami kekhawatiran antisipatif yaitu proses berpikir yang biasanya melibatkan ketakutan bahwa hasil yang tidak diinginkan akan terjadi, sementara meremehkan kemampuan untuk mengatasi atau berhasil jika itu terjadi. Sebagai contoh, khawatir untuk mengakses layanan kesehatan yang andal dan baik, khawatir tentang kesehatan dan kesejahteraan anggota keluarga akibat COVID-19 dan khawatir tidak dapat mencapai harapan peranan secara berkelanjutan.
Tidak dapat dipungkiri jika pandemi yang belum kunjung membaik, ditambah banyaknya pasien yang meninggal dunia, membuat banyak dari kita yang mengalami kelelahan emosional dan mental akibat COVID-19 atau COVID-19 fatigue.
COVID-19 Fatigue
Pandemic fatigue atau COVID-19 fatigue adalah kelelahan mental yang dialami seseorang karena dampak yang diakibatkan oleh pandemi virus corona. Pandemic fatigue terjadi setelah seseorang mencapai kapasitasnya untuk mengatasi dan mengalami berbagai gejala.
Gejala tersebut, diantaranya mempengaruhi kondisi mental, emosional, dan fisik, karena terus terpapar stresor pandemi seperti jarak sosial, isolasi dari keluarga atau teman, takut tertular COVID-19, banyaknya pertemuan virtual, tekanan keuangan, dan masih banyak lagi.
Kondisi ini bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan emosional. Kondisi Kesehatan, seperti sakit kepala, tidak bisa fokus terhadap hal yang dikerjakan, masalah pencernaan, insomnia, sistem kekebalan tubuh melemah, yang akhirnya mempengaruhi fungsi sehari-hari seseorang.
Mengelola Kesehatan Mental
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk membantu menjaga kesehatan mental kita:
1. Tahu kapan harus berhenti
Paparan terus-menerus terhadap cerita yang mengkhawatirkan di berita atau media sosial dapat meningkatkan perasaan stres, takut, cemas, dan khawatir. Meskipun penting untuk diinformasikan, namun lebih baik jika kita bisa jadwalkan waktu secara reguler untuk beristirahat dari paparan berita dan media sosial.
2. Perhatikan pernapasan
Ketika merasa kewalahan, tarik napas dalam-dalam beberapa kali untuk membantu menjaga ketenangan. Meditasi atau latihan pernapasan dapat menjadi kegiatan yang bagus untuk mendapatkan dan menjaga fokus.
3. Temukan cara sehat untuk bersantai
Makan, minum, atau memantau media sosial secara berlebihan dapat membuat merasa lebih stres atau cemas. Waspadai perilaku yang tidak membantu dan ganti dengan cara yang lebih sehat untuk mengatasinya. Misalnya, istirahat secara teratur, mendengarkan musik, berjalan-jalan, minum kopi, menonton TV, atau melakukan hal-hal yang disuka.
4. Makan dengan baik dan tidur yang cukup
Pastikan makan dengan baik, seperti makan makanan sehat dan hindari junk food. Sisihkan waktu setiap hari untuk berjalan-jalan atau berolahraga. Jaga kualitas tidur. Hal tersebut dapat mendukung untuk mendapatkan kondisi fisik yang lebih baik dan berstamina. Merawat tubuh dapat membantu meningkatkan kesehatan jiwa raga secara keseluruhan dan melindungi kesehatan mental.
5. Tetap terhubung dengan orang-orang terdekat
Mempertahankan hubungan dengan teman dan keluarga baik untuk kesehatan mental dan jiwa raga kita. Meskipun sedang melakukan social distancing, usahakan untuk tetap terhubung dengan orang-orang terdekat melalui telepon, chatting, panggilan video, atau SMS.
6. Mengelola ketidakpastian dengan fokus pada apa yang terjadi saat ini
Selain memberikan asupan jasmani, asupan secara rohani juga perlu diperhatikan, seperti membentuk pola pikir yang positif dan kreatif. Sangat mudah untuk jatuh ke dalam pola pikir mengkhawatirkan masa depan dan apa yang “mungkin” terjadi. Seringkali pikiran yang cemas membuat kita berfokus pada skenario terburuk, yang mungkin tidak akan terjadi. Sebisa mungkin, awali setiap hari untuk fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan.
7. Jadilah orang yang baik dan pengasih kepada diri sendiri dan orang lain
Menjadi pribadi yang baik dan bahagia adalah tujuan banyak orang. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengejar kebahagiaan ini. Termasuk memberikan kebahagiaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Carilah aktifitas atau kegiatan yang dapat meningkatkan kesenangan dalam diri Anda. Contohnya, seperti bermain dengan hewan peliharaan atau melakukan hobi Anda, seperti bersepeda, merawat tumbuhan, atau yang lainnya.
Disamping itu, apabila terdapat keluarga atau rekan yang terlihat sedang dalam kondisi tidak baik, jangan ragu untuk tawarkan bantuan kepada mereka. Namun, apabila dirasa kondisi orang tersebut cukup sulit untuk dicarikan solusinya, berikan saran kepada mereka untuk mencari bantuan professional.
8. Cari bantuan profesional jika Anda merasa tidak sanggup
Penting untuk diingat bahwa sangat wajar bagi setiap individu untuk mencari bantuan professional, apabila merasa kesehatan mentalnya terganggu. Jangan menganggap semua baik-baik saja, lakukan konsultasi dan meminta saran kepada orang yang ahli di bidangnya.
Sebagai seorang individu dengan sejumlah aktivitas, wajar apabila kita mengalami fase stress atau kelelahan mental terhadap rutinitas yang sehari -hari dilakukan. Namun, alangkah baiknya apabila kita juga memperhatikan kesehatan mental diri kita. Dengan memiliki kesehatan mental yang sehat, aktivitas kita tidak akan terganggu dan kesehatan juga terjaga, baik secara fisik maupun psikis.