Menurut laporan yang dimiliki oleh Software Technologies Inc. dari tahun 2018, Indonesia menempati urutan ke-3 setelah Amerika Serikat dan India sebagai negara yang paling rawan diserang oleh peretas. Tentunya jumlah cyber attack dan kebocoran yang sering terjadi ini mengangkat topik keamanan menjadi subjek pembicaraan internasional. Sejumlah dosen dan pengamat digital pun terus mendorong pemerintah Indonesia untuk mengembangkan regulasi terkait perlindungan data dalam mencegah dan mengatasi isu keamanan digital ini.
Lebih lanjut laporan tersebut menjelaskan bahwa industri keuangan dan perbankan Indonesia merupakan salah satu industri yang dianggap paling rawan mengalami kebobolan data. Banyaknya berita yang mengulas penyalahgunaan data konsumen Indonesia oleh berbagai pelaku bisnis e-commerce pun terus menjadi topik pembahasan yang menarik perhatian publik.
Berbagai perusahaan memiliki kesulitan untuk mendeteksi dan merespon serangan digital secara efektif dan efisien. Dalam penanggulangannya pun, perusahaan perlu menghindari pengeluaran yang tidak efektif ketika menghadapi topik cyber security. Tantangan ini dipaparkan lebih lanjut oleh Telstra dalam riset terbarunya mengenai Disruptive Decision Making (selengkapnya baca di sini), yang menggaris bawahi serangan siber sebagai fokus utama dari para pemimpin berbagai perusahaan global. Riset ini dilakukan sebagai bagian dari inisiatif transformasi digital yang dilakukan Telstra secara global.
Dari perspektif keamanan digital, implementasi sistem keamanan sebuah perusahaan merupakan suatu proses yang harus dilakukan secara holistik dan komprehensif. Langkah pertama yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah mengidentifikasi dan memprioritaskan seluruh risiko keamanan yang ada. Langkah berikutnya bagi perusahaan adalah memutuskan opsi investasi yang sesuai dengan aspek sekuriti dan teknologi yang mereka miliki, pada langkah inilah banyak terjadi inefisiensi biaya.
Security Intelligence adalah salah satu solusi keamanan terdepan yang telah banyak diterapkan oleh berbagai perusahaan global untuk meningkatkan keamanan aset intelektual serta mengoptimalkan pembiayaan investasi keamanan digital perusahaan. Aplikasi dari sistem ini berfokus pada insights yang berdasar pada bukti-bukti yang ada. Sistem ini mampu memberi mekanisme, indikasi, implikasi serta rekomendasi yang dapat diterapkan untuk menanggulangi ancaman yang dihadapi aset perusahaan.
Sebagai perusahaan teknologi lokal dengan kapasitas global, telkomtelstra menjawab kebutuhan untuk tantangan keamanan siber ini dengan solusi Security Intelligence yang dapat membantu perusahaan untuk menanggulangi permasalahan terkait keamanan digital. Solusi ini memiliki empat keunggulan utama, (1) kemampuan menjaga keamanan aset-aset perusahaan, (2) solusi komprehensif dengan manajemen yang efektif, (3) dukungan dari tenaga ahli, serta (4) infrastruktur yang terintegrasi.
Keunggulan utama dari solusi yang ditawarkan oleh telkomtelstra berupa Security Operation Centre (SOC) dengan lingkup layanan security intelligence yang luas. SOC ini memberikan visibilitas penuh terhadap kemungkinan serangan pada segala aspek jaringan dengan menangkap semua informasi dari berbagai solusi keamanan jaringan yang diterapkan oleh perusahaan. Lebih lanjut lagi, platform ini juga melakukan analisa terhadap serangan siber yang sedang terjadi dan memberikan peringatan secara otomatis.
Menjawab Tantangan Keterbatasan Sumber Daya Manusia di bidang Cyber Security
Selain di sisi teknologi, solusi Security Intelligence telkomteltra juga mampu menjawab tantangan keterbatasan ahli di bidang keamanan siber. Mengingat intelijen siber terdiri dari jutaan indikator yang perlu disaring dan diprioritaskan, intelijen keamanan siber ini juga membutuhkan sumber daya tenaga ahli untuk menghasilkan output yang optimal. Mengingat sulitnya mencari tenaga ahli ini di Indonesia, solusi telkomtelstra ini juga mampu menjawab keterbatasan Anda.
Sebuah riset yang dilakukan Telstra dan The Economist Intelligence dalam forum “Connecting Commerce” telah mengidentifikasi sulitnya menemukan sumber daya manusia dengan kemampuan yang relevan untuk mengatasi tantangan digital di Indonesia. Riset ini menjelaskan adanya keterbatasan sumber daya manusia dengan kapabilitas yang sesuai untuk membantu perusahaan-perusahaan dalam mengatasi tantangan cyber attack.
Dengan adanya sumber daya manusia yang handal, perusahaan tidak hanya mendapatkan tim ahli untuk menghadapi isu sekuriti namun juga efisiensi biaya dari waktu yang dibutuhkan untuk menanggulangi cyber attack.
Untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai praktik terbaik dari Security Intelligence untuk keamanan siber Anda, silahkan hubungi kami di sini.