Di era digitalisasi seperti sekarang ini, seluruh perusahaan dituntut untuk melakukan transformasi digital. Proses ini turut dipercepat dengan adanya pandemi COVID-19 yang telah mengakselerasi seluruh sektor untuk segera bertransformasi.
Digiserve by Telkom Indonesia bersama Telkom Group telah menyelenggarakan Webinar Series SD-WAN: “Empower Your Business Through Total Managed SD-WAN Services” pada tanggal XXXyang berlangsung secara virtual. Webinar ini menghadirkan sejumlah pembicara yang kompeten di bidangnya antara lain adalah Azis Sidqi, Deputy EVP, Divisi Enterprise Service PT Telkom Indonesia Tbk, Ahmad Hartono (Presiden Direktur Digiserve) dan Djauhari Nurachman (VP Sales & Customer Management Digiserve). Selain itu juga hadir Mevira Munindra (Country Manager IDC Indonesia), Onno W Purbo (IT Expert Indonesia), Hendro Suyanto (Network & Security VMware), Andris Masengi (Sales Director CISCO Indonesia) dan Johanes Setiyabudi (IT Technology Operation Head Maybank Indonesia).
Dalam webinar tersebut terungkap bahwa, salah satu poin utama dalam proses transformasi yang dibutuhkan oleh seluruh perusahaan saat ini yaitu modernisasi platform. Tujuannya, agar perusahaan semakin memiliki daya saing sehingga akan meningkatkan performance bisnis perusahaan.
Hal tersebut penting dilakukan mengingat potensi ancaman dunia maya yang cukup tinggi, sehingga perusahaan membutuhkan jaringan dan keamanan yang terintegrasi, baik di kantor pusat, maupun di lokasi cabang sehingga internet bisa diakses dimana pun dan kapan pun.
Untuk mengakomodasi kebutuhan di era digital dan untuk membuat perusahaan semakin agile (dinamis) diperlukan teknologi mumpuni yang mampu mendukung modernisasi platform. Salah satunya adalah teknologi SD-WAN (Software-Defined Wide Area Network) yang memiliki solusi dalam membuat jaringan semakin lincah, fleksibel, terukur, konsisten dan aman dalam operasionalnya.
Di sisi lain, teknologi SD-WAN juga mampu memudahkan dan menyederhanakan pengelolaan konektivitas jarak jauh melalui aplikasi real-time dengan biaya yang lebih efisien. Hal ini tentunya menjadi salah satu poin penting yang membuat banyak perusahaan berpindah menggunakan teknologi SD-WAN. Telkom Grup juga ikut meramaikan pasar SD-WAN melalui Digiserve yang fokus memberikan layanan Total Managed SD-WAN services dan merupakan satu-satunya di Indonesia.
Digiserve berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada semua pelaku industri, terutama melalui SD-WAN. Komitmen ini dibuktikan dengan unggulnya SDM Digiserve yang dimana saat ini memiliki 219 sertifikasi internasional. Hal ini merupakan jaminan (guarantees) untuk bisa memberikan layanan yang sangat memuaskan kepada customer.
SDM yang mumpuni ini ditujukan untuk mengakomodasi pasar enterprise yang terus bertumbuh. Dimana pada tahun 2022, pasar enterprise diperkirakan akan mencapai US$8571 atau Rp 111 triliun. Sedangkan market SD-WAN terus tumbuh dalam 5 tahun ke depan, dan di tahun 2022 diperkirakan nilai market SD-WAN dapat mencapai Rp 500 miliar (US$ 37 juta) dengan CAGR 25,6%.
Pertumbuhan pasar ini sejalan dengan semakin masifnya proses transformasi digital di Indonesia. Enterprises di Indonesia juga akan semakin massif dengan implementasi Digital Connected Ecosystem, sehingga sejalan dengan layanan connectivity dalam mendukung bisnis, operational, dan customer yang lebih agile.
Teknologi SD-WAN sangat akomodatif terhadap kebutuhan perusahaan. Apalagi di tengah pandemi yang memunculkan pola kerja yang populer dengan istilah flexible working arrangement, salah satunya dengan metode Working From Home (WFH).
Dengan menggunakan SD-WAN, perusahaan dapat menggunakan bandwidth secara efisien untuk mengatasi biaya operasional yang tinggi serta memudahkan instalasi dan pengaturan di setiap entitas organisasi, bahkan cabang yang sulit terjangkau sekalipun.
SD-WAN memiliki Faster Problem Resolution yang merupakan dukungan service desk 24 jam 7 hari terhadap penanganan gangguan, notifikasi insiden secara proaktif, laporan gangguan online dengan kontak tunggal. Kemudian Complete IT Control, Simplify Branch Network, Optimize Apps Performance, Deliver Branch Agility yang dapat mengakomodir berbagai koneksi, perangkat dan layanan untuk dioperasikan dengan solusi yang sudah ada, serta mampu me-reduce cost.
Karena itu, lumrah rasanya jika SD-WAN disebut sebagai salah satu platform teknologi modern saat ini. Telkom Group sebagai Managed Services Provider (MSP) menghadirkan satu-satunya solusi Managed SD-WAN di Indonesia yang mampu memberikan empat nilai utama bagi penggunanya, yaitu Total Konektivitas, Total Teknologi, Total Layanan dukungan, dan terakhir, Total Bisnis.
Tingginya kebutuhan akan platform yang modern ini, telah diprediksi oleh IDC. Hal ini didorong oleh semakin meningkatnya kebutuhan akan fungsionalitas baru. Menurut survey yang dilakukan oleh IDC, sebesar 65% organisasi akan secara agresif memodernisasi sistem lama mereka dengan melakukan investasi platform teknologi baru yang lebih ekstensif hingga tahun 2023.
Data IDC juga menunjukkan bahwa pada tahun 2023, 1 dari 3 perusahaan akan menghasilkan lebih dari 30% pendapatan mereka dari produk dan layanan digital. Ini ada peningkatan dibandingkan 1 dari 5 perusahaan pada tahun 2020.
Prediksi IDC lainnya bahwa pada tahun 2022, ekonomi digital akan menjadi arus utama. Setidaknya 50% PDB Asia/Pasifik berasal dari produk dan layanan digital. Ini memperlihatkan bahwa ada titik terang pemulihan (recovery horizons) di tengah pandemi yang masih berlangsung, khususnya dalam sektor ekonomi.
Proses pemulihan ini berlangsung secara bertahap yang ditandai dengan kondisi di kawasan Asia Tenggara. Pada kuartal akhir (Q4 2021), negara tampak lebih optimis dalam proses pemulihan pasca pandemi COVID-19. Sekitar 90% perusahaan Indonesia mengharapkan ada pengeluaran TI yang sama dimana sebagian besar difokuskan pada cloud, analytics, security and productivity/communication apps, connectivity solution.
Berdasarkan data IDC Black Book 2021, nominal belanja ICT perusahaan di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 119 Triliun pada 2022, angka tersebut tumbuh 7,6% dibandingkan tahun 2021. Diperkirakan juga dalam 5 tahun ke depan, pasar akan tumbuh sebesar 9,2% (CAGR 2020-2025) yang mencapai Rp 171 triliun, didorong oleh Services dan Software sejalan dengan transformasi digital dalam organisasi.
Selama ini, pemakai teknologi SD-WAN didominasi oleh industri unggulan yaitu perbankan dan layanan keuangan. Kemudian oleh sektor manufacturing, retail and distribution, selanjutnya adalah Sektor Pemerintahan dengan E-Government atau digital government, terakhir sektor Resources atau Sumber Daya.
Teknologi SD-WAN merupakan solusi bagi perusahaan agar lebih agile. Perusahaan bisa berinvestasi dengan cara membeli yang kemudian di manage sendiri. Tentu hal ini akan menjadi PR tersendiri bagi perusahaan. Namun, bagi yang tidak mau repot, mereka akan mempercayakan pengelolaannya kepada vendor agar dapat terkelola dengan baik dan lebih terjamin keamanannya.
Bagi Digiserve, keberadaan SD-WAN bukan sesuatu yang baru. Pasalnya, pada tahun 2019 Digiserve sudah bekerjasama dengan salah satu perusahaan ritel terbesar di Indonesia. Saat itu, Digiserve diminta melakukan renew network technology setelah melakukan migrasi ke cloud terhadap 10.000 toko dan 30 cabang yang ada di seluruh Indonesia. Melalui proyak tersebut, Digiserve mampu membuktikan untuk menyelesaikan pengembangan jaringan SD-WAN hanya dalam 15 bulan dari target 18 bulan yang ditetapkan, dan dikerjakan dalam situasi pandemi.
Kemudian Maybank menjadi customer Digiserve berikutnya dengan kebutuhan TCO (Total Cost of Ownership) efficiency untuk 342 cabang di seluruh Indonesia. Digiserve memberikan solusi yang comply dengan Payment Card Industry Data Security Standard (PCI-DCC) untuk banking. Dalam kasus ini, Maybank adalah bank pertama di Indonesia yang menerapkan SD-WAN untuk seluruh cabang yang ada di seluruh Indonesia.
Perubahan ini mampu menekan biaya operasional, terutama untuk transaksi perbankan di kantor cabang. Proses transaksinya menjadi lancar, efektif dan efisien. Proses transisi digital di seluruh cabang pun bisa berjalan sesuai ekspektasi.
Setelah menggunakan SD-WAN, ada perubahan positif terutama dari infrastruktur IT-nya. Mulai dari modernisasi Branch Network Infrastructure dan centralized management. Keamanan trafik transaksi perbankan menjadi lebih aman, meningkatkan kinerja perusahaan, lebih fleksibel dalam pengontrolan, adanya scalable untuk jumlah trafik yang meningkat, dan yang terpenting cost effective.
Sementara itu, VMware SASE mampu mengoptimalkan dan mengamankan konektivitas melalui cloud. Dalam operasional Traditional Enterprise, semuanya terpusat pada data center yang ada di kantor pusat. Oleh karena itu, pengamanan sekeliling pusat data perusahaan (enterprise data center) dilakukan secara ketat. Namun, setelah era digitalisasi, hal tersebut berubah menjadi distributed enterprise. User need to access any application from anywhere with any devices.
Saat ini, VMware memiliki tiga produk utama yang siap memanjakan customer. Pertama, VMware Carbon Black (cloud-native, endpoint protection). Kedua, WMware Workspace One (unified endpoint management dan virtual apps serta dekstop delivery). Terakhir, VMware SAE (zero trust security and network performance management).
Disamping itu, terdapat juga CISCO yang merupakan salah satu pemimpin IT solution provider di dunia, terutama untuk networking dan security. CISCO juga menjadi global SD-WAN market leader berdasarkan Gartner WAN Edge Infrastructure Magic Quadrant Leader tahun 2021, menjadi nomor satu dalam hal market share berdasarkan IDC, Dell ‘Oro dan Gartner, 70 persen perusahaan yang ada di Fortune 100 menggunakan solusi SD-WAN CISCO, dan lebih dari 40 ribu perusahaan menggunakan solusi SD-WAN CISCO.
CISCO menyediakan 2 produk SD-WAN unggulannya yakni Viptela dan Meraki dimana kedua produk ini dibutuhkan oleh berbagai industri dengan berbagai kondisi. Viptela adalah solusi on premise untuk IT environment yang sophisticated dan mature sementara Meraki adalah solusi SD-WAN yang lean dan integrated.