Blog

Teknologi Digital Terbaru Bisa Jadi Mimpi Buruk Tanpa Solusi Keamanan Yang Tepat

Kam 20 Februari 2020, telkomtelstra
telkomtelstra security intelligence

Meluasnya pemanfaatan teknologi digital terbaru seperti artificial intelligence (AI), machine learning, internet of things (IoT), tak hanya mendatangkan peluang, tapi juga mimpi buruk. Mengapa? Di satu sisi, teknologi digital terbaru itu bisa memberikan optimalisasi produktivitas, memungkinkan inovasi baru, serta memangkas proses operasional di satu organisasi. Tapi di sisi lain, muncul implikasi yang rentan dengan keamanan siber jika tidak didukung sistem yang komprehensif.

Memang patut disadari, kekuatan teknologi digital terbaru bisa membuat bisnis tumbuh tinggi dalam waktu yang singkat. Jangkauan bisnis menyebar dengan cepat, konektivitas tanpa batas, serta potensi meraup pendapatan yang progresif. Faktor-faktor itu memikat organisasi untuk mengadopsi teknologi digital terbaru, tanpa mau ketinggalan.

Perusahaan konsultan manajemen multinasional, McKinsey & Company, dalam hasil riset yang berjudul “Unlocking Indonesia’s digital opportunity”[1] menyebutkan bahwa dengan implementasi teknologi digital baru, Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya hingga US$ 150 miliar, atau 10% dari Produk Domestik Bruto (PDB), pada tahun 2025. Lebih lanjut lagi, laporan riset terbaru bertajuk “e-Conomy SEA 2019” yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company mengungkapkan tingkat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia mencapai 49%, tertinggi di Asia Tenggara.

Tingginya peluang ekonomi digital Indonesia ke depan memang menyajikan prospek positif dan kesempatan emas. Namun, dibalik peluang emas itu tentu masih ada tantangan yang perlu dihadapi. Tanpa sistem keamanan siber yang baik, peluang ini dapat berubah menjadi mimpi buruk.

Tidak dapat disangkal, seiring dengan pertumbuhan tinggi ekonomi digital, tuntutan kebutuhan akan keamanan siber juga makin menjadi perhatian khusus. Terutama saat melihat fakta bahwa pada 2018 saja Indonesia mengalami lebih dari 200 juta serangan siber yang sebagian besar merupakan kasus peretasan. Jumlah itu diprediksi terus meningkat seiring dengan makin besarnya keterhubungan digital masyarakat, seperti terlihat dari meningkatnya penggunaan uang digital, pembayaran digital, maupun transaksi bisnis digital lainnya. Untuk itu, sebagai pengambil keputusan bisnis, apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi ancaman keamanan siber? Sedikitnya tiga tips berikut dapat diimplementasi bagi pengambil keputusan bisnis, guna membantu menyeleksi manfaat /benefit teknologi digital terbaru serta menyaring tantangan dan ancaman yang  bisa muncul:

Perlindungan dengan Security Intelligence Sedari Awal

Pengambil keputusan bisnis atau jajaran eksekutif perusahaan perlu menerapkan security intelligence (intelijen keamanan) siber sedari awal mungkin yang dapat mencakup seluruh siklus operasional bisnis. Intelijen keamanan siber dapat menjadi alat inovatif yang memungkinkan solusi baru untuk memecah hambatan lama. Di sisi lain, intelijen keamanan siber juga dapat menyediakan sumber daya dalam hal sistem dan pakar untuk memastikan keamanan siber dilakukan secara benar. Seringkali, implementasi perlindungan siber yang canggih hanya menjadi mimpi tentang proyek besar, tanpa implementasi secara bertahap. Atau sebaliknya, intelijen keamanan siber baru dimulai setelah terjadi pelanggaran data. Ini harus berubah dan diubah secepatnya.

Sistem keamanan siber bergantung pada orang yang tepat

Mengejar solusi terbaru dan terhebat tentang teknologi digital bisa dikatakan sebagai ambisi seluruh pelaku bisnis saat ini. Namun, bagaimana sistem keamanan siber yang harus diadopsi untuk mendukung teknologi digital terbaru itu, apakah sistem keamanan siber yang murah atau justru butuh investasi mahal? Baik sistem keamanan siber murah ataupun berinvestasi dalam ratusan juta keamanan siber, patut disadari bahwa sebagian besar masalah keamanan siber berasal dari persoalan proses yang berkaitan dengan orang-orang yang tidak memadai, tidak ditingkatkan kompetensinya, serta tidak diberi edukasi tambahan. Karena itu, pastikan perlindungan keamanan siber dalam bisnis Anda diimplementasikan dengan mempertimbangkan orang yang tepat untuk implementasi proses dan teknologi keamanan yang sesuai.

Bermitra dengan pakar

Mungkin pemangku kebijakan perusahaan berpikir bahwa mereka tidak memiliki keahlian atau sumber daya internal yang mumpuni untuk menerapkan teknologi baru secara aman. Di Indonesia sendiri, banyak perusahaan yang menawarkan layanan managed security untuk membantu Anda, tetapi siapa yang bisa dipercayai? Hanya sebagian kecil layanan managed security lokal di Indonesia yang menggunakan teknologi, sistem, dan pakar keamanan paling canggih untuk para pelanggan. Oleh sebab itu, sebagai alternatif terbaik, telkomtelstra perusahaan JV dari dua raksasa solusi telekomunikasi dan teknologi, Telkom dan Telstra, mengeksplorasi berbagai solusi keamanan canggih dan tepercaya yang akan memastikan kelancaran adopsi teknologi yang muncul untuk bisnis Anda.(*)



[1] Laporan hasil riset McKinsey & Company berjudul “Unlocking Indonesia’s digital opportunity” yang dirilis Mckinsey Indonesia Office, Oktober 2016