Akhir tahun bagi sebagian orang tentu saat yang dinanti-nantikan ketika libur tiba, tapi bukan untuk profesional di divisi teknologi informasi (TI). Justru sebaliknya, akhir tahun dengan momentum libur Natal dan Tahun Baru menjadi momen menegangkan saat terjadi lonjakan trafik peak season yang membutuhkan kesinambungan konektivitas tanpa henti. Sekali bermasalah, maka dampak yang ditimbulkan sangatlah dahsyat. Sebut saja, pengalaman yang buruk bagi pengguna, persepsi perusahaan yang anjlok, bahkan hingga kehilangan peluang penjualan ataupun kalah cepat dengan kompetitor.
Di Indonesia, isu ini pernah dialami salah satu e-commerce ternama di Indonesia pada momen pertama Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2018. Banyak konsumen yang mengeluh tidak bisa melakukan transaksi (checkout) barang karena halaman web perusahaan tersebut yang sempat down beberapa kali. Dampaknya tentu berimbas terhadap bisnis bagi perusahaan tersebut.
Meskipun Anda mengharapkan tidak akan mengalami masalah teknologi saat liburan dengan skala yang sama, antisipasi tetap harus dilakukan. Divisi TI memang dituntut untuk bekerja ekstra dalam menjaga ketersediaan sistem dalam momentum peak season di akhir tahun. Terlebih lagi dengan beragamnya program yang bisa diadakan korporasi, dari mulai Harbolnas hingga program promo dan diskon akhir tahun. Kondisi ini tentu mendorong konektivitas trafik yang melonjak luar biasa. Pelanggan, terutama pengguna smartphone, akan segera beralih ke situs atau aplikasi lain jika mereka tidak dapat dengan cepat menemukan apa yang mereka butuhkan.
Untuk itu setidaknya ada tiga hal krusial yang perlu diantisipasi sedini mungkin, dan jangan sampai terlewatkan. Di sisi lain, jangan sampai antisipasi justru memicu masalah baru, yakni pemborosan budget. Berikut adalah tiga hal krusial yang dapat dilakukan oleh para profesional IT menjelang akhir tahun.
1. Efektivitas Infrastruktur Pendukung
Untuk bisnis yang memiliki lebih banyak kegiatan selama liburan, seperti e-commerce, travel atau retail, infrastruktur yang mendukung situs bisnis selama sisa tahun ini mungkin tidak mampu menahan beban trafik selama liburan. Peningkatan beban dapat memperlambat kinerja konektivitas jaringan yang berakibat banyaknya halangan untuk melakukan transaksi secara lancar. Banyak organisasi merespons masalah ini dengan membeli server tambahan untuk mengakomodasi periode-periode peak season. Akan tetapi hal tersebut dapat berdampak terhadap pemborosan modal ketika peralatan tersebut hanya akan menjadi pengumpul debu semata di saat slow season.
Cara terbaik untuk mengantisipasi tantangan ini adalah meningkatkan kapabilitas infrastruktur melalui Cloud. Aset TI dan data Anda di Cloud akan dapat terdesentralisasi di beberapa server yang berdampak ke pengalaman browsing yang responsif tanpa mengorbankan kecepatan. Aplikasi hosting di Cloud menyediakan sejumlah kemampuan, termasuk redundansi, fleksibilitas , dan skalabilitas yang memungkinkan ketersediaan tinggi dan customer experience yang positif dimana kapasitas TI dapat disesuaikan sesuai kebutuhan untuk memenuhi lonjakan trafik.
Kelebihan lain juga dapat dilihat dari sisi manajemen biaya. Pada umumnya, operasional TI di peak season mengharuskan perusahaan untuk melakukan pembelian perangkat dan storage dengan kapasitas yang berlebih, meski nyatanya kapasitas tersebut hanya dibutuhkan pada waktu-waktu spesifik dalam periode satu tahun. Dengan model pembayaran sesuai pemakaian yang ditawarkan teknologi cloud, perusahaan mengurangi risiko pembayaraan berlebih pada aset komputasi dan penyimpanan secara signifikan.
2. Mengurangi Downtime dengan Visibilitas Jaringan
Selama peak season, banyak bisnis tidak menemukan masalah, terutama isu jaringan, sampai adanya keluhan yang datang, baik dari internal ataupun pelanggan. Dan pada titik itu, mereka kemungkinan telah kehilangan ribuan potensi bisnis dan meninggalkan kesan buruk bagi kinerja mengelola jaringan perusahaan. Mengingat pesaing hanya berjarak satu klik, setiap menit uptime penting bahkan selama musim liburan.
Saya pikir kita semua menyetujui pentingnya pemantauan jaringan (network monitoring) untuk visibilitas end-to-end dalam memastikan kinerja jaringan, kesehatan, dan keamanan secara keseluruhan. Tetapi pertanyaan terbesarnya adalah bagaimana seharusnya “visibilitas” ini digunakan untuk mencapai efektivitas maksimum terutama di saat peak business season? Fitur utama yang harus dicari dalam solusi network monitoring adalah jangkauan, di mana gap dalam visibilitas dapat menciptakan masalah besar ketika isu pada jaringan terjadi. Skalabilitas juga menjadi faktor yang harus diperhatikan agar visibilitas jaringan dapat mengikuti perkembangan bisnis Anda di saat kebutuhan jaringan sangat tinggi . Kemampuan interoperabilitas yang baik juga menjadi komponen utama yang memungkinkan solusi network monitoring dapat berinteraksi secara lancar dengan perangkat TI dan reporting tools yang dimiliki.
Beberapa perusahaan global melakukan investasi TI untuk menggunakan jasa Managed Network Service yang menawarkan solusi Proactive Monitoring terdepan sebagai salah satu strategi bisnis. Layanan manajemen jaringan (network management) dilihat sebagai nilai tambah bisnis dimana IT Manager tidak hanya dapat memprediksi kapan terjadinya downtime dan melihat performa ketersediaan jaringan, tetapi juga mendapatkan notifikasi dan resolusi mengenai isu jaringan sebelum mereka sendiri menyadari adanya isu tersebut, termasuk di antaranya packet loss, latensi rendah, poor bandwidth utilization, dan lain-lain.
3. Back up.. Back up… Back up!!!
Perlu disadari, bencana TI datang dalam berbagai bentuk, mulai dari malfungsi peralatan, kejahatan dunia maya, kegagalan peralatan pusat data, hingga pemadaman listrik tiba-tiba. Dan tidak ada bisnis yang kebal. Hal ini tentunya akan menjadi bencana besar terutama apabila terjadi di saat akhir tahun.
Oleh karena itu, bisnis perlu memastikan bahwa mereka memiliki rencana pemulihan bencana yang komprehensif yang mencakup proses dan prosedur untuk memastikan kelangsungan bisnis selama bencana. Mengingat sebagian besar organisasi sudah beralih ke Cloud, pendekatan terbaik adalah menerapkan solusi cloud backup dan disaster recovery yang menawarkan perlindungan data tanpa henti dan aman.
Untuk perusahaan yang belum mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) dengan jumlah maupun kemampuan yang mumpuni untuk implementasi Cloud, layanan dari Manage Cloud Provider, seperti telkomtelstra, mempunyai solusi Managed Disaster Recovery Services dan Managed Backup Services untuk Cloud yang mendukung perusahaan dalam solusi pemulihan bencana TI dan memastikan pemulihan cepat selama situasi kritis terutama selama musim liburan dan peak season.